Sejarah Kain Tenun Endek Bali Yang Singkat dan Detail
10 Produk Terbaik | Harga |
---|---|
Kain Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Kain Bali Bawahan Kebaya | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Klungkung Bali | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Bali Tradisional | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Bali Asli | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Khas Bali | Rp. 250.000 |
Kain Tenun Endek Bali | Rp. 250.000 |
Kamen Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Tenun Endek Klungkung | Rp. 250.000 |
Endek Polos Warna Kuning | Rp. 225.000 |
Sebagian dari anda mungkin sudah tidak asing ketika mendengar nama “kain endek”. Ini merupakan salah satu karya seni terapan dari Pulau Dewata yang saat ini sangat diminati oleh banyak kalangan masyarakat.
Menurut sejarahnya, Kain Tenun Bali ini mulai berkembang sejak 1985 di Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung. Tepatnya pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong.
Beberapa saat kemudian, kain ini berkembang luas ke sekitar daerah desa-desa sekitar kabupaten Klungkung, salah satunya di Desa Sulang.
Karenanya ada dukungan dari permerintah pada tahun 1985 – 1995, perkembangan kain endek ini menjadi sangat pesat dan sempat mengalami masa kejayaan.
Saat itu, beberapa pengerajin sudah mulai beralih dari alat traditisional ke alat tenun bukan mesin (sering disingkat ATBM) untuk mempercepat proses produksi.
Namun, pada tahun 1996 – 2006, kain endek ini sempat mengalami penurunan akibat banyaknya persaingan dari produksi kain mirip tenun buatan pabrik yang mulai merambah masuk ke pasaran.
Hingga di tahun 2008 – 2010, fluktuasi penjualannya masih sangat dirasakan oleh para pengerajin.
Hal ini dikarenakan para pengerajin kesulitan mendapatkan bahan baku dan harga benang terbilang cukup mahal untuk saat itu.
Sehingga, kualitas dari produksi yang dihasilkan menjadi tidak sesuai dengan standar produksi kain endek sebelum-sebelumnya.
Sementara pada tahun 2011, kain endek ini mulai mengalami kenaikan kembali akibat bahan baku yang lebih murah tersedianya berbagai motif endek yang diinginkan pasar.
Tidak hanya itu, kain endek juga mulai digunakan oleh perusahaan dan instansi pemerintahan sebagai bahan kain baju seragam.
Untuk menjaga pelestarian kain Tenun Bali ini, masyarakat dan pemerintah Bali saat ini mengadakan pemilihan Duta Endek setiap tahunnya.